BANDA ACEH – Peringatan Milad ke-46 GAM di lapangan Blang Padang, Banda Aceh, berlangsung khidmat, Minggu (4/12/2022).
Acara yang dinamakan silaturahmi dan doa bersama menuju Aceh damai dan sejahtera ini diisi tarian tradisional, seni tutur, hingga pelaksanaan bakti sosial, dan penyerahan sembako kepada pengendara becak motor, anak yatim, dan masyarakat.
Acara ini diikuti ratusan masyarakat. Selain itu, juga disediakan makan siang dengan menu kuah beulangong yang bisa dinikmati oleh semua yang hadir.
Dalam acara ini, setidaknya ada 650 paket sembako yang dibagikan kepada pengendara becak bermotor, anak yatim dan masyarakat kurang mampu.
Wali Nanggroe Aceh, Malik Mahmud Al-Haytar, dalam sambutannya mengucapkan terimah kasih atas inisiatif dari PJ Gubernur Aceh, Kapolda, Pangdam serta Komite Peralihan Aceh yang sudah menginisiatif kegiatan silaturahmi ini.
Wali Nanggroe mengatakan secara historis Aceh dulunya menjadi sentra jalur perdagangan internasional baik dari India, Arab, dan lainnya. Hal itu menurutnya, menandakan Aceh merupakan daerah yang terbuka untuk siapa Aceh.
Masyarakatnya cukup toleransi. Ia mengatakan, pada peringatan 46 tahun Milad GAM ini, mengajak baru bersama-sama mengenang kembali sejarah yang berkaitan langsung dengan bangsa Aceh.
Ia mengajak, mari bersama-sama beri penghormatan yang tinggi kepada segenap pejuang dan pahlawan bangsa Aceh.
“Jasa-jasa dan pengorbanan mereka harus kita jaga demi persatuan, keutuhan bangsa Aceh, dalam kesatuan Republik Indonesia.
Serta mari bekerja sama untuk mewujudkan cita-cita mereka yang menginginkan kesejahteraan masyarakat Aceh yang bermartabat dan mulia,” kata Wali Nanggroe.
Menurutnya, untuk memelihara perdamaian yang sudah terwujud ini, perlu kerja sama semua komponen masyarakat Aceh. Sebab Aceh mempunyai historis sosial culture dan punya kesatuan yang erat dalam bingkai peradaban.
Perdamaian yang sudah ada saat ini, lanjut Malik, jangan sampai rusak dan terganggu oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, mengambil keuntungan sesaat dan merusak kepercayaan yang sudah dibangun.
“Tiang sejarah sudah membuktikan, bahwa kita bangsa Aceh merupakan bangsa yang pemberani, besar, dan bangsa yang tangguh di mana selalu mampu menghadapi tantangan zaman,” pungkasnya. (*)